Hacked By TeaM_CC :: 0x0 WAS HERE
Your Security breached ….
No security is perfect
Facebook.com/cyber.command0s
[+]Team_CC[+]
Your Security breached ….
No security is perfect
Facebook.com/cyber.command0s
[+]Team_CC[+]
Diketahui:
S -> S + A | S – A | A + S | A – S | B * A
B -> aB | B(a*B) | B * a | a(a+B) | b
A -> a
Jawab:
S -> A+SS’ | A – SS’ | B * AS’
S’ -> +AS’ | -AS’ | ε
S -> AF | B * AS’
S’ -> +AS’ | -AS’ | ε
S’’ -> +SS’ | -SS’
B -> aBB’ | a(a+B)B’ | bB’
B’-> (a+B)B’ | *aB’
B -> aG | bB’
B’ -> (a+B)B’ | *aB’
B’’-> BB’ | (a+B)B’
A -> a
First S -> {a,b}
First S’ -> {+,-, ε}
First S’’ -> {+,-}
First B -> {a,b}
First B’ -> {(,*}
First B’’ -> {a,b,(}
Follow S -> {$,+,-}
Follow S’ -> {$}
Follow B -> {$,a,b,)}
Follow B’ -> {$}
Follow S’’ -> {$,+,-}
Follow B’’ -> {$,a,b,)}
Diketahui:
S -> if E then S | if E then S else S | V:= E
S’->ε | else S
E-> TE’
E’-> +TE’ | -TE’ | ε
T->FT’
T’-> FT’|/FT’|ε
F-> V|(E)|const
V-> id V’
V’-> ε|[E]
First(S) = {if, id}
First(S’) = {ε, else}
First(E) = { id, ( , const}
First(E’) = {+, -, ε}
First(T) = {id,(, const}
First(T’) = {*, /,ε }
First(F) = {id,(, const}
First(V) = {id}
First(V’) = {a b c}
Follow(S) = {$}
Follow(S’) = {$}
Follow(E) = { then, $,),]}
Follow(E’) = { then, $,),]}
Follow(T) = {+, -}
Follow(T’) = {+, -}
Follow(F) = {*,/ }
Follow(V) = {:}
Follow(V’) = {:}
Diketahui:
S -> a=A
A-> aA’|bA’
A’-> +AA’|ε
Jawab:
First S ={a}
First A={a,b}
First A’={+, ε }
Follow S={$}
Follow A={$,+}
Follow A’={$,+}
Diketahui:
be -> bt be’
be’ -> or bt be’
be’ -> ε
bt -> bf bt’
bt’ -> and bf bt’
bt’ -> ε
bf -> not bf
bf -> (be)
bf -> true
bf -> false
Jawab:
First (be) -> not,(,true,false
First (be’) -> or, ε
First (bt) -> not,(,true,false
First (bt’) -> and, ε
First (bf) -> not,(,true,flase
Follow (be) -> {$,)}
Follow (be’) -> {$,)}
Follow (bt) -> {or,$,)}
Follow (bt’) -> {or,$,)}
Follow (bf) -> {or,$,), and}
No |
Stack |
Input |
Output |
1 |
be$ |
not(true or false) and true and true and false not (false) true$ |
be > bt be |
2 |
bt be’$ |
not(true or false) and true and true and false not (false) true$ |
bt -> or bt’ |
3 |
bf bt’ be’$ |
not(true or false) and true and true and false not (false) true$ |
bf -> not bf |
4 |
bf bt’ be’$ |
not(true or false) and true and true and false not (false) true$ |
pop not |
5 |
bf bt’ be’$ |
(true or false) and true and true and false not (false) true$ |
bf -> (be) |
6 |
bt’ be’$ |
true or false) and true and true and false not (false) true$ |
pop ( |
7 |
be) bt’ be’$ |
true or false) and true and true and false not (false) true$ |
be -> bt be’ |
8 |
bt be’ ) bt’ be’$ |
true or false) and true and true and false not (false) true$ |
bt -> bf bt’ |
9 |
bf bt be’ ) bt’ be’$ |
true or false) and true and true and false not (false) true$ |
bf -> true |
10 |
bt’ be’ ) bt’ be’$ |
or false) and true and true and false not (false) true$ |
pop true |
11 |
bt’ be’ ) bt’ be’$ |
or false) and true and true and false not (false) true$ |
bt’ -> ε |
12 |
be’ ) bt’ be’$ |
or false) and true and true and false not (false) true$ |
be -> or bt be’ |
13 |
bt be’ ) bt’ be’$ |
false) and true and true and false not (false) true$ |
pop or |
14 |
bt be’ ) bt’ be’$ |
false) and true and true and false not (false) true$ |
bt -> bf bt’ |
15 |
bf bt’ be’ ) bt’ be’$ |
false) and true and true and false not (false) true$ |
bf -> false |
16 |
false bt’ be’ ) bt’ be’$ |
) and true and true and false not (false) true $ |
pop false |
17 |
bt’ be’ ) bt’ be’$ |
) and true and true and false not (false) true $ |
be’->ε |
18 |
be’ ) bt’ be’$ |
) and true and true and false not (false) true $ |
be’->ε |
19 |
) bt’ be’$ |
and true and true and false not (false) true $ |
pop ) |
20 |
bt’ be’$ |
and true and true and false not (false) true $ |
bt’->and bf br’ |
21 |
and bf bt’ be’$ |
true and true and false not (false) true $ |
pop and |
22 |
bf bt’ be’$ |
true and true and false not (false) true $ |
bf->true |
23 |
true bt’ be’$ |
and true and false not (false) true $ |
pop true |
24 |
bt’ be’$ |
and true and false not (false) true $ |
bt’ -> and bf bt’ |
25 |
and bf bt’ be’$ |
true and false not (false) true $ |
pop and |
26 |
bf bt’ be’$ |
true and false not (false) true $ |
bf -> true |
27 |
true bf bt’ be’$ |
and false not (false) true $ |
pop true |
28 |
bt’ be’$ |
and false not (false) true $ |
bt’ -> and bf bt’ |
29 |
and bf bt’ be’$ |
false not (false) true $ |
pop and |
30 |
bf bt’ be’$ |
false not (false) true $ |
bf -> false |
31 |
false bf bt’ be’$ |
not (false) true $ |
pop false |
32 |
bt’ be’$ |
not (false) true $ |
rejected |
Keterangan dari gambar ERD diatas :
Tabel MsUser menampung data-data user seperti userId, fullName, email, password, username, totalFollowing, dan totalFollower.
Tabel Interaction merupakan table yang dapat berhubungan dengan table MsUser, Following, Tweet, DirectMessage. Tabel Interaction menggambarkan interaksi-interaksi yang dapat dilakukan oleh user seperti MsUser, Following, Tweet, DirectMessage.
Tabel Following berisi interactionId, followingId, followingStatus. Tabel ini menggambarkan bahwa user dapat melakukan following dengan user lain serta mengetahui status apakah sudah following dengan user lain atau belum.
Tabel Tweet berisi interactionId, tweetId, tweetTime. Tabel ini menggambarkan bahwa user dapat melakukan jenis interaksi berupa tweet dan mengetahui waktu saat user melakukan suatu tweet. Di samping itu, tabel Tweet juga terhubung dengan tabel tweetText, tweetPhoto, tweetMap. Hal tersebut menunjukkan bahwa user dapat melakukan tweet seperti text, photo dan lokasi dari user.
Tabel Direct_Message terdiri dari interactionId, messageId, messageContent, dan messageTime. Tabel ini menunjukkan bahwa interaksi lain yang dapat dilakukan oleh user yaitu mengirim dan menerima pesan kepada user lain dalam bentuk direct message.
Tabel TweetText terdiri dari tweetTextId, tweetTextContent, tweetId, dan interactionId. Tabel ini berfungsi untuk menampung tweet-tweet yang dilakukan oleh user dalam hal ini text.
Tabel TweetPhoto terdiri dari tweetPhotoId, tweetPhotoContent, tweetId, dan interactionId. Tabel ini berfungsi untuk menampung tweet-tweet yang dilakukan oleh user dalam hal ini photo.
Tabel TweetMap terdiri dari tweeMapId, tweetMapLink, tweetId, dan interactionId. Tabel ini berfungsi untuk menampung tweet-tweet yang dilakukan oleh user berupa lokasi user.
“GROUP BY” merupakan klausa (clause) yang terdapat pada SQL dan digunakan untuk agregasi data berdasarkan group (pengelompokan) suatu kolom dengan pernyataan SELECT. Di samping itu, keyword tersebut dapat digunakan sebagai nama suatu tabel. Namun, perlu diketahui bahwa keyword “GROUP BY” sudah ada pada SQL (reserved keyword).
Langkah-langkah untuk membuat tabel dengan nama “GROUP BY” antara lain:
1. Membuat table terlebih dahulu
Pada gambar di atas, Create Table gagal atau tidak bisa dilakukan karena nama table yang digunakan adalah “GROUP BY”. GROUP BY merupakan reserved keyword. Sehingga pada gambar di atas, kata ” GROUP BY “ dikenali sebagai syntax yang terdapat di dalam SQL. Untuk mengatasi hal tersebut, maka harus memperbaiki nama tabel dengan menambahkan tanda “[ ]” sehingga menjadi “[ nama tabel ]”.
2. Memperbaiki nama table
Pada gambar di atas, perlu ditambahkan tanda “[ ]” pada syntax Create Table sehingga CREATE TABLE GROUP BY diubah menjadi CREATE TABLE [GROUP BY]. Dengan menambahakn tanda “[ ]” pada proses CREATE TABLE maka tidak terjadi error lagi dan tabel dengan nama ” GROUP BY “ berhasil dibuat.
3.Menampilkan isi tabel yang bernama ” GROUP BY
Gambar di atas menampilkan data-data yang ada pada tabel ” GROUP BY “. Namun data tersebut masih kosong, sehingga perlu dilakukan proses INSERT data ke dalam tabel tersebut.
4. Melakukan INSERT data ke dalam tabel ” GROUP BY “
Kemudian melakukan proses INSERT data ke dalam tabel ” GROUP BY “ maka terdapat tulisan “1 row(s) affected”. Artinya, kita sudah berhasil melakukan proses INSERT data ke dalam tabel tersebut.
5. Menampilkan kembali data pada tabel ” GROUP BY “
Menampilkan kembali semua data yang telah di-insert pada tabel “GROUP BY” dengan query “SELECT * FROM [GROUP BY]”.
Referensi :
http://technet.microsoft.com/en-us/library/ms189822.aspx
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2012/06/10/sql-klausa-group-by/
Data Model merupakan suatu fakta yang menarik bagi organisasi yang disimpan dalam database.
Value merupakan data aktual atau yang sebenarnya yang disimpan dan biasanya berupa angka biner.
Literal merupakan sebuah representasi yang dapat dibaca oleh manusia mengenai suatu nilai.
Variable merupakan wadah atau tempat (container) yang diberi nama untuk menyimpan nilai.
Operator digunakan untuk menggabungkan nilai-nilai yang diwakili oleh literal dan variable. Dibutuhkan satu atau lebih nilai sebagai masukan (input), kemudian mengubahnya dengan beberapa cara dan output nilai tunggal. Nilai tunggal tersebut belum tentu dari tipe data yang sama sebagai masukan.
Sebuah operator perbandingan mengambil nilai-nilai dari tipe data tunggal, membandingkannya dalam beberapa cara dan mengembalikan nilai boolean untuk menunjukkan apakah masukan memenuhi atau tidak memenuhi saat uji perbandingan.
Expression adalah kombinasi yang valid dari literal, variable dan operator.
Type Data merupakan sekumpulan nilai-nilai pada data yang diberi nama.
System-Defined Types dibangun kedalam DBMS sehingga tersedia untuk setiap aplikasi. User-Defined Types diciptakan oleh database designer atau database administrator (DBA) untuk memenuhi aplikasi tertentu dan mungkin tidak dapat diakses oleh semua aplikasi database.
Model Data Relasional (Relational Data Model) adalah suatu model basis data yang menggunakan tabel dua dimensi yang terdiri dari baris dan kolom untuk menggambarkan berkas data.
Model Data Relasional digunakan untuk menunjukkan cara mengelola atau mengorganisasikan data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak dalam mengelompokkan data dan keseluruhan data yang terkait dengan sistem yang akan dibuat.
Beberapa keuntungan dari model data relasional antara lain:
Contoh DBMS yang mengelola basis data relasional seperti Ms.Access, DB2, Oracle.
Relational Model Terminology
Relational Model Terminology:
Sifat-sifat relasi terdiri dari:
Kunci-Kunci (Keys) Relasional (Relational Keys) antara lain:
Relational Integrity
Top-Down Parsing merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mencari leftmost derivation pada input suatu string. Selain itu, Top-Down Parsing juga dapat digunakan untuk membuat pars tree dari suatu input string yang dimulai dari root sampai dengan leaves dengan urutan preorder.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada Top-Down Parsing. Pertama, left recursive harus dihilangkan karena terdapat Metode Brute-Force. Ciri pada metode tersebut antara lain seperti memilih aturan produksi mulai dari kiri, meng-expand simbol non terminal hingga terminal. Sehingga apabila terjadi kesalahan, dalam hal ini string yang tidak sesuai maka dilakukan backtrack. Salah satu kelemahan yang ditemukan pada Metode Brute-Force adalah mencoba semua aturan produksi yang ada sehingga menjadi lambat. Hal tersebut menyebabkan grammar yang memiliki left recursive (rekursif kiri) mengalami loop secara terus-menerus. Kedua, berkaitan dengan left factoring. Left factoring dapat menghasilkan suatu grammar yang ambigu (ambiguity). Suatu kalimat disebut ambigu apabila terdapat lebih dari 1 pohon sintaks yang dapat dibentuk oleh kalimat tersebut.
Mengubah RE (Regular Expression) ke dalam bentuk DFA diagram dengan menggunakan 2 cara yaitu cara pertama dengan menggambarkan tree dari RE yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan followpos. Cara kedua dengan menggunakan NFA-epsilon yang kemudian dilanjutkan dengan menggambar DFA diagram serta DFA minimasi.